Rumah - Pengetahuan - Rincian

Mengapa Stevia Dilarang?

Mengapa stevia dilarang?**

**Perkenalan:

Stevia, pemanis alami yang berasal dari tanaman Stevia rebaudiana, telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir sebagai alternatif pemanis buatan yang lebih sehat. Namun stevia mengalami masa pelarangan dan dilarang di beberapa negara. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi alasan di balik pelarangan stevia dan menjelaskan perubahan selanjutnya dalam status peraturannya.

Konteks sejarah:

Penggunaan stevia sebagai pemanis sudah ada sejak berabad-abad lalu, berasal dari Amerika Selatan di mana penduduk asli memanfaatkan daun stevia untuk mempermanis minuman dan obat-obatan mereka. Ini pertama kali didokumentasikan oleh ahli botani Spanyol Pedro Jaime Esteve pada abad ke-16. Sifat pemanis Stevia disebabkan oleh tingginya kandungan steviol glikosida, yaitu senyawa alami yang ditemukan dalam daun tanaman Stevia rebaudiana.

Meningkatnya popularitas dan masalah peraturan:

Seiring meningkatnya permintaan akan pemanis alternatif pada pertengahan-20abad ke-20, stevia mulai menarik perhatian industri makanan dan minuman. Sifatnya yang nol kalori dan rasa manis yang jauh lebih tinggi dibandingkan gula meja menjadikannya pilihan yang menarik bagi produsen yang mencari alternatif yang lebih sehat. Namun, seiring dengan meningkatnya pengawasan, kekhawatiran mengenai keamanan dan regulasi stevia muncul.

Kontroversi peraturan:**

1.**Amerika Serikat:Pada tahun 1980-an, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan kekhawatirannya mengenai potensi risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi stevia. Akibatnya, stevia dan turunannya tidak disetujui sebagai bahan tambahan makanan tetapi diizinkan untuk dijual sebagai suplemen makanan. Hal ini menciptakan celah peraturan, yang mengarah pada penggunaan stevia sebagai "suplemen makanan" dan bukan sebagai pemanis umum.

2. Uni Eropa:Demikian pula, Uni Eropa (UE) melarang penggunaan stevia sebagai bahan tambahan makanan pada tahun 1990an karena tidak cukup bukti mengenai keamanannya. Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menyampaikan kekhawatiran tentang potensi genotoksisitas dan masalah reproduksi yang terkait dengan glikosida steviol. Larangan ini konsisten di seluruh negara anggota UE.

3. Negara-negara lain:Selain Amerika Serikat dan Uni Eropa, beberapa negara lain, termasuk Kanada, Jepang, dan Australia, juga melarang penggunaan stevia sebagai bahan tambahan makanan karena kekhawatiran serupa mengenai potensi risiko kesehatannya.

Penelitian ilmiah dan perubahan persepsi:

Meskipun terdapat larangan dan hambatan peraturan, penelitian ilmiah terus mengevaluasi keamanan stevia. Sejumlah penelitian dilakukan untuk menilai potensi toksisitas, karsinogenisitas, dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Seiring dengan kemajuan penelitian, pelarangan stevia menghadapi kritik karena tidak didasarkan pada cukup bukti dan potensi pengaruh dari industri gula dan pemanis buatan.

Pergeseran status regulasi:**

1.**Amerika Serikat:Pada tahun 2008, FDA akhirnya memberikan status Umumnya Diakui sebagai Aman (GRAS) untuk ekstrak stevia yang sangat murni, sehingga memungkinkan penggunaannya sebagai pemanis dalam makanan dan minuman. Keputusan ini mendapat dukungan luas, dan stevia mendapatkan popularitas sebagai pemanis alami yang disetujui di Amerika Serikat.

2. Uni Eropa:Menyusul pembaruan penilaian risiko oleh EFSA pada tahun 2010, yang tidak menemukan masalah genotoksisitas atau reproduksi, UE mencabut larangan penggunaan stevia sebagai bahan tambahan makanan. Sejak itu, stevia dan ekstrak murninya telah disetujui untuk digunakan di pasar Eropa, dengan tunduk pada kriteria kemurnian tertentu.

3. Negara-negara lain:Banyak negara di seluruh dunia juga telah merevisi pendirian mereka terhadap stevia, mengizinkan penggunaannya sebagai bahan tambahan makanan. Kanada, Jepang, Australia, dan beberapa negara Amerika Selatan kini mengizinkan penggunaan stevia sebagai pemanis dalam berbagai produk makanan dan minuman, asalkan memenuhi standar kemurnian tertentu.

Ketersediaan komersial dan pertimbangan kesehatan:

Dengan perubahan peraturan, stevia telah tersedia secara komersial sebagai pemanis alami di banyak negara. Ini banyak digunakan dalam produksi produk bebas gula atau rendah gula, menawarkan konsumen alternatif yang lebih sehat dibandingkan gula tradisional. Sifat Stevia yang nol kalori membuatnya sangat menarik bagi individu yang ingin mengatur asupan kalori atau mengurangi konsumsi gula.

Selain itu, stevia tidak menyebabkan kerusakan gigi, sehingga cocok untuk individu yang sadar kesehatan mulut. Penggunaannya dalam produk ramah diabetes juga tersebar luas, karena stevia tidak terlalu mempengaruhi kadar gula darah.

Kesimpulan:

Stevia, yang pernah dilarang di beberapa negara, telah mengatasi hambatan peraturan melalui penelitian ilmiah dan mengubah persepsi. Penerimaan stevia secara bertahap sebagai pemanis yang aman dan alami telah mendorong persetujuannya di banyak negara di dunia. Saat ini, stevia banyak digunakan sebagai alternatif pemanis buatan, menawarkan konsumen pilihan yang lebih sehat sekaligus memuaskan hasrat manis mereka.

Kirim permintaan

Anda Mungkin Juga Menyukai